Awalnya, PAN merupakan kelompok pro reformasi yang memperjuangkan perubahan politik dan sosial di Indonesia.
Kelahiran partai ini mendapat dukungan besar dari banyak kalangan, terutama dari kalangan intelektual, mahasiswa, dan beberapa pejabat politik yang menentang rezim Orde Baru.
Kelahiran partai ini mendapat dukungan besar dari banyak kalangan, terutama dari kalangan intelektual, mahasiswa, dan beberapa pejabat politik yang menentang rezim Orde Baru.
Ketua umum PAN pertama adalah Amien Rais, seorang tokoh Islam yang juga aktif dalam gerakan reformasi.
PAN hadir di tengah-tengah kebingungan masyarakat yang sedang menghadapi perubahan politik. PAN memposisikan diri sebagai partai Islam yang moderat dan juga mendukung demokrasi.
PAN hadir di tengah-tengah kebingungan masyarakat yang sedang menghadapi perubahan politik. PAN memposisikan diri sebagai partai Islam yang moderat dan juga mendukung demokrasi.
Hal ini memungkinkan partai ini untuk melampaui target suara untuk membentuk Partai Politik Nasional (P3N).
Baca Juga : Menganal Partai Buruh : Sejarah Berdirinya Partai Buruh Hingga Sekarang
Dalam pemilihan umum legislatif pertama pada 1999, PAN memenangkan 7,34 persen suara nasional dan memperoleh 34 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Dalam pemilihan umum legislatif pertama pada 1999, PAN memenangkan 7,34 persen suara nasional dan memperoleh 34 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
PAN juga berhasil meraih 15,5 persen suara nasional dalam Pemilu 2004, dan 6,01 persen suara nasional dalam Pemilu 2009.
Selama berjalannya waktu, PAN mengalami banyak perubahan pada kepemimpinan dan posisi politik. Pada tahun 2010, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjuk Hatta Rajasa sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, dengan demikian Hatta Rajasa keluar dari PAN.
Selama berjalannya waktu, PAN mengalami banyak perubahan pada kepemimpinan dan posisi politik. Pada tahun 2010, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjuk Hatta Rajasa sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, dengan demikian Hatta Rajasa keluar dari PAN.
Pada tahun 2014, ketua umum PAN yang baru, Zulkifli Hasan, bergabung dalam pemerintahan Jokowi-JK menjadi Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup. Hal ini mengurangi peran PAN sebagai partai oposisi.
Pada Pemilu 2014, PAN memutuskan untuk bergabung dengan koalisi Partai Gerindra dan Demokrat, yang dipimpin oleh Prabowo Subianto.
Dalam pemilu tersebut, koalisi ini berhasil meraih 41,62 persen suara nasional dan menjadi partai oposisi terbesar di DPR.
Kendati sempat mengecap kejayaan, Partai PAN mengalami masa-masa sulit pada tahun 2017, ketika ada dugaan penyalahgunaan dana hibah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan oleh mantan Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan.
Akibatnya, pada tahun 2018, Zulkifli Hasan mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum PAN, dan pada tahun yang sama, posisi tersebut digantikan oleh Zulkifli's nephew, Oesman Sapta.
Pada Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) 2019, PAN kembali berlaga sebagai partai independen dan berhasil meraih 8,33 persen suara nasional serta memperoleh 44 kursi di DPR.
Pada Pemilihan Presiden 2019, PAN memilih mendukung pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Saat ini, PAN dipimpin oleh Zulkifli Hasan yang kembali menjabat sebagai Ketua Umum setelah kembali ke partainya pada tahun 2021.
PAN juga terus aktif dalam berbagai kegiatan politik dan sosial, serta mengikuti perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat di era digital ini.