Piala Sudirman adalah sebuah turnamen bulu tangkis beregu yang diadakan setiap dua tahun sekali. Turnamen ini dinamai dari Dick Sudirman, seorang mantan pemain dan pelatih bulu tangkis Indonesia yang sangat berjasa dalam menyebarkan olahraga ini ke seluruh dunia.
#Sejarah Piala Sudriman
Sejarah Piala Sudirman bermula pada tahun 1924, ketika Union Internationale des Fédérations d'Athlétisme (UIFA) mengadakan kejuaraan dunia untuk olahraga non-atletik seperti bulu tangkis, tenis meja, dan sepak takraw. Namun, kejuaraan ini hanya diikuti oleh negara-negara Eropa dan Amerika Utara, sehingga negara-negara Asia yang memiliki tradisi bulu tangkis yang kuat merasa tidak terwakili.
Pada tahun 1957, dua orang pejabat dari Federasi Bulu Tangkis Indonesia (PBSI), yaitu Hadi Sutrisno dan Frederich Kandou, mengajukan proposal untuk membuat sebuah turnamen beregu yang diikuti oleh negara-negara Asia dan dunia, dengan nama Piala Dunia Beregu Campuran.
Proposal ini disetujui oleh International Badminton Federation (IBF) pada tahun 1958, dan turnamen pertama diadakan di Jakarta pada tahun 1959 dengan nama Piala Sudirman, sesuai dengan nama Dick Sudirman yang saat itu menjadi Ketua Federasi Bulu Tangkis Indonesia.
Pada turnamen pertama Piala Sudirman, hanya lima negara yang berpartisipasi, yaitu Indonesia, Malaya (sekarang Malaysia), Thailand, Denmark, dan Inggris. Indonesia keluar sebagai juara setelah berhasil mengalahkan Malaya dengan skor 6-1 di final.
Tahun 1961, turnamen Piala Sudirman diadakan di Inggris dan diikuti oleh 11 negara, termasuk Tiongkok dan Jepang yang sejak saat itu menjadi kekuatan besar di dunia bulu tangkis. Pada tahun 1989, IBF mengubah format turnamen menjadi 5 nomor yang terdiri dari ganda putra, ganda campuran, tunggal putra, tunggal putri, dan tunggal campuran. Format ini terus dipertahankan hingga sekarang.
Selama sejarah Piala Sudirman, Indonesia yang menjadi tuan rumah pada tahun 1989 menjadi negara yang paling banyak meraih gelar juara dengan total 11 gelar, diikuti oleh China dengan 11 gelar dan Korea Selatan dengan 3 gelar.
Pada turnamen terakhir yang diadakan di Nanning, Tiongkok pada tahun 2019, China berhasil meraih gelar juara untuk ke-11 kalinya setelah mengalahkan Jepang dengan skor 3-0 di final.
Selain menjadi ajang kompetisi antar negara, Piala Sudirman juga menjadi wadah untuk mengembangkan dan mempromosikan bulu tangkis di seluruh dunia. Melalui turnamen ini, atlet-atlet bulu tangkis dari berbagai negara dapat saling berkompetisi dan berinteraksi, sehingga mempererat persaudaraan dan kerja sama antar negara.
Di masa mendatang, Piala Sudirman tetap akan menjadi salah satu turnamen bulu tangkis beregu terbesar dan terpenting di dunia, yang diikuti oleh negara-negara bulu tangkis terbaik di dunia dan dinantikan oleh penggemar bulu tangkis di seluruh dunia.